Dirayakan 15 hari setelah Imlek, Cap Go Meh menjadi momen penting bagi komunitas Tionghoa, khususnya di Indonesia, untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Tak hanya diramaikan dengan pertunjukan barongsai dan lampion, tradisi ini juga ditandai dengan sajian makanan khas yang sarat makna simbolis. Berikut artikel ini akan membahas tentang Tradisi makanan saat Cap Go Meh.
1. Lontong Cap Go Meh: Perpaduan Budaya dan Rasa
Di Indonesia, salah satu hidangan paling terkenal saat Cap Go Meh adalah Lontong Cap Go Meh. Makanan ini merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa, mencerminkan bagaimana dua identitas budaya melebur secara harmonis.
Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, telur pindang, sambal goreng ati, kering tempe, sayur labu siam, dan bubuk kedelai (serundeng kacang).
Setiap komponen memiliki makna:
-
Opor ayam sebagai lambang kehangatan dan persatuan.
-
Telur pindang menyimbolkan kelahiran kembali dan keberuntungan.
2. Kue Keranjang Masih Mendominasi
Meski puncaknya telah lewat saat Imlek, kue keranjang atau nian gao tetap menjadi suguhan penting saat Cap Go Meh.
Pada Cap Go Meh, kue keranjang sering diolah menjadi gorengan, dibalut telur dan tepung lalu digoreng, menciptakan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
3. Bubur Merah Putih: Makna Keharmonisan
Warna merah melambangkan keberuntungan dan semangat, sementara putih mencerminkan kesucian dan ketulusan.
Bubur ini biasanya disajikan kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan, kemudian disantap bersama keluarga sebagai simbol kedamaian dan harapan baik.
4. Manisan dan Buah-Buahan Pembawa Hoki
Manisan seperti manisan pala, jeruk, dan mangga kerap disajikan dalam wadah berbentuk bundar dengan delapan sekat, melambangkan keberuntungan dan kelimpahan (angka delapan dianggap angka keberuntungan). Jeruk mandarin juga umum diberikan sebagai hadiah karena bunyinya dalam bahasa Tionghoa menyerupai kata “emas”, simbol rezeki.
5. Talam Ubi Ungu dan Kue Lapis
Sebagai bentuk pelestarian budaya kuliner lokal, banyak keluarga juga menambahkan kue talam atau kue lapis legit dalam perayaan. Lapisan-lapisan warna-warni melambangkan harapan akan rejeki yang berlapis-lapis dan kehidupan yang berwarna.
6. Tradisi Makan Bersama
Cap Go Meh menekankan pentingnya kebersamaan keluarga. Tradisi makan bersama menjadi momen sakral untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga dan menghormati orang tua. Makanan yang disajikan bukan hanya sekadar santapan, melainkan juga doa dan harapan yang disampaikan melalui rasa.
Penutup
Tradisi makanan saat Cap Go Meh di Indonesia tidak hanya memperlihatkan kekayaan kuliner, tapi juga menjadi jembatan budaya yang menghubungkan nilai-nilai Tionghoa dengan budaya lokal. Melalui sajian seperti lontong Cap Go Meh, kue keranjang, hingga manisan keberuntungan, masyarakat merayakan kebersamaan, harapan, dan keharmonisan dalam satu meja makan. Tradisi ini terus bertahan, menjadi bukti bahwa makanan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan perayaan hidup.